LAPORAN
PENELITIAN
KEHIDUPAN PEDAGANG
PASAR
CARUBAN
DISUSUN OLEH:
VERSY
NUR ROHMAN 12.31.0029
DODIK
ISTANTO
12.31.0006
DIDIK
MARDIANSYAH P 12.31.0008
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
PRODI ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS
MERDEKA MADIUN
JL.SERAYU TIMUR NO.79
MADIUN
Kata pengantar
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “kehidupan pedagang pasar
caruban”.
Dalam laporan penelitian ini, penulis menyadari
masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan oleh penulis agar makalah ini bisa lebih berguna.
Akhir
kata, penulis berharap laporan penelitian ini dapat memberikan masukan yang
bagi yang membutuhkan dan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
Madiun 27 maret 2013
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR
BELAKANG....................................................................................................1
I.2
MAKSUD DAN
TUJUAN.............................................................................................1
I.3
METODE
PENULISAN.................................................................................................1
BAB
II POKOK PEMBAHASAN
BAB
III PEMBAHASAN
III.1
KEGIATAN SETIAP
HARI.........................................................................................2
III.2
KEADAAN
MODAL...................................................................................................2
III.3
PENDAPATAN DAN KEBUTUHAN
HIDUP.............................................................2
III.4
MASALAH YANG SERING DI HADAPI
..................................................................2
IV.
PENUTUP
IV.1
SARAN & SOLUSI....................................................................................................4
IV.2
KESIMPULAN...........................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam
sbuah kehidupan yang setiap hari di jalani oleh semua orang yang ada di muka
bumi ini tidak lah sama mereka sangat berbeda dalam menjalani kehidupan masing
masing dari mereka, baik dari perilaku mereka, pola hidup mereka , kehidupan
bermasyarakat mereka dan aktivitas aktivitas lainya. Karena pada dasarnya
manusia itu sendiri pola pikir , nah dari pola pikir itu manusia memiliki
sebuah tujuan yang ingin di capai, suatu langkah untuk mencapai tujuan itu dan
hasil yang di capai, semua itu jelas sangat berpengaruh terhadap bagai mana
cara hidup yang di jalani oleh setiap masing masing orang, disini kami mencoba
untuk memaparkan sebuah hasil penelitian tentang ‘’ KEHIDUPAN MASYARAKAT DI WILAYAH PASAR
CARUBAN” dan dari peneltian ini kami harapkan dapat mengetahui bagaimana
kehidupan masing masing dari mereka.
I.2 Maksud dan
tujuan
Maksud
di tulisnya sebuah makalah ini kami selaku tim penulis hanya ingin memberi
sebuah fakta tentang kehidupan para pedagang pedagang pasar, problem yang
mereka hadapi, dan kami mencoba untuk mengajak para pembaca untuk membantu
dalama memecahkan masalah yang sering mereka hadapi.
I.3 Metode
Penulisan
Dsini
kami selaku tim penulis dalam menyusun sebuah makalah ini menggunakan metoe
observasi dan wawancara dari sedikit nara sumber yang dapat kami wawancarai.
BAB II
POKOK PEMBAHASAN
II.1
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh para elemen dari awal memulai aktivitas
dan menutup aktivitas mereka?
II.2
bagaimana modal awal para pedagang pada saat memulai usaha mereka?
II.3
bagaimana pendapatan sehari hari dan sudah cukup kah untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari mereka?
II.4
dalam menjalani sebuah usaha kendala apa saja yang sering mereka hadapi?
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Kegiatan yang
setiap hari dilakukan
Dari
beberapa narasumber khusus nya pedagang di wilayah itu mereka kebanyakan
memulai aktivitas nya relatif berbeda tergantung apa yang mereka perjual
belikan di wilayah pasar tersebut, seperti para pedagang sayuran mereka memulai
membuka lapak di situ mulai jam tiga pagi dan jam satu dinihari mereka sudah
menyiapkan sayur mayur yang akan merka perdagangkan. Dan mereka selesai menutup
lapak mereka sekitar jam tujuh pagi, dan apabila sayur yang mereka jual belum
habis mereka juga akan menjualnya keliling di desa mereka masing masing
berasal.
Beda
dengan penjual sayur, di sini saya juga mewawancari seorang pedagang daging
baik sapi atau pun ayam potong dan mereka memulai aktifitasnya mulai dari jam
satu pagi dari mulai memotong ayam,
menyiapkan lapak mereka, dan mereka akan memulai membuka lapak dari jam tiga
dini hari sampai dagangan mereka habis, kadang jam sembilan mereka juga sudah
habis, dan tak jarang mereka menjual daging lagi apabila pembeli sedang ramai,
seperti pada saat hari hari tertentu seperti pada saat hari lebaran, ramadhan,
atau pun hari hari besar lainya. Kadang bisa sampai sore juga, pedagang bumbu
bumbu disini seperti bawang cabe jahe tumbar, kemri dan lain lain, mereka juga
sama seperti kedua jenis pedagang tersebut, mereka juga memulai menyapkan apa
yang akan mereka perjual kan dari jam satu sampai dua dan jam tiga mereka baru
akan membuka lapak mereka yang sedikit mmbedakanya mereka baru akan menutup
lapak mereka setelah pasar benar bena sepi, jadi bisa dikatakan para pedagang
bumbu bumbu ini dari pagi sampai sore.
Di
pasar tersebut juga kami sempat mewawancarai juga seorang penjual kain dan
sepatu mereka pada saat melakukan aktivitas aktivitas nya mereka terlihat agak
santai, bagaimana tidak mreka kadang jam 8 bau membuka lapak mereka dan kadang
mereka tutup jam 3 sore dan membuka lapak mereka lagi usai magrib.
Tidak
lupa di situ juga kami sempat bertanya tanya pada seorang kenek dan sopir bus
mini yang sedang mangkal di daerah pasar itu juga dan pada saat itu mereka juga
memulai ekerjaan mereka dari jam 3 pagi sampai sore hari, dan ada saat pagi
hari mereka cenderung mengangkut para pedagang sayur di pasar itu juga,
III.2 Kadaan modal
Bicara
modal para pedagang juga sebagian besar mereka menggunakan modal pribadi atau
bisa di katakan dengan uang sendiri, tapi ada juga yang mendapat modal dari
sebuah koperasi atau pun bank, dan itu pun hanya pedagang yang memiliki barang
dagang bernilai seperti pedagang kain yang sempat kami wawancarai di atas. Dan
mengenai modal kami tidak mendapati jumlah pasti berapa rupiah, tetapi yang
jelas sebagian pedagang memulai dengan modal se adanya. Beda dengan sopir dan
kenek bus yang sempat kami tanya tanya mereka tidak bermodal apapun mereka
hanya bermodal tenaga saja karena untuk bensin mereka di modal i oleh bos
mereka.
III.3 Pendapatan & keperluan hidup
Mengenai
pendapatan masyarakat yang bekerja di wilayah pasar tersebut, kami dapati bahwa
pendapatan mereka juga tergantung ramai tidak nya pasar. Mereka juga
menyebutkan pendapatan mereka akan ber kali kali lipat pada saat musim lebaran,
dan musim musim seperti banyak orang hajatan. Mereka juga akan mengalami
penurunan penghasilan pada saat musim gagal panen, karena sebagian besar
konsumen mereka berasal dari kalangan
para petani,
Kalau
bicara mengenai keperluan hidup mereka, kami bisa mengatakan bahwa mereka
sangat mampu unrtuk mencukupi kehidupan mereka bahkan lebih, karena pada saat
kami wawancarai sebagian besar pedagang di wilayah itu, mampu menyekolahkan
anak anak mereka sampai tamat sma
ataupun smk, tak jarang ada juga yang mampu kenyekolahkan anaknya sampai
perguruan tinggi juga, selain itu juga
banya para pedagang ini yang mampu menjadikan anak nya sebagai seorang egawai.
Tak hanya itu mereka juga sudah memilikin rumah sendiri tidak mengontarak,
mereka juga sudah memikliki sebuha kendaraan yang juga bisa dikatakan bagus.
Bah kan sebagian penjual kain juga memiliki sebuah mobil sendiri.
III.4 Masalah yang
sering di hadapi
Kalau
bicara mengenai masalah yang sering mereka hadapi ya tentunya masalah modal
mereka juga mengharapkan campur tangan pemerintah untuk mengatasi permasalahan
modal. Tak hanya itu sebagaian besar pedagang juga sering mengeluh mengenai
sering melunjaknya barang dagangan mereka seperti bawang merah dan bawang
putihyang kemaren sempat melonjak ini membuat sebagian besar pedagang bawang
merasa kelimpungan. Tak hanya itu yang sebelumnya juga pernah terjadi kenaikan
harga seperti harga cabe daging dan lain lain. Inilah yang ditakutkan oleh
sebagian besar pedagang pasar.
Tak
hanya itu saja mereka juga mengkhawatirkan bila pasar caruban tersebut benar
benar akan di pindah, mereka juga takut tak mendapatkan kios baru di pasar
caruban baru, karena mereka khawatir tentang harga sewa kios akan sangat mahal
dan tk terjangkau oleh mereka.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Solusi dan
Saran
Bicara solusi untuk mengatasi masalah yang
pertama di hadapi para pedagang seperti modal dan mahalnya harga bahan dgangan,
ini peran pemerintah juga sangat penting di dalamnya seperti pemberian modal
seperti pnpm mandiri, disini pemerintah juga harus mengawasi dan membimbing
para pedagang dalam menggunakan pinjaman modal dengan bijak, jangan di kasih
modal saja terus di lepas atau di biarkan. Mungkin inilah yang mengakibatkan
pemberian modal kadang berjalan tidak semestinya.
Dan
untuk mengatasi masalah bahan baku dagang, seperti melambungnya harga bawang
cabe daging dan lain2 ini peran
pemerintah juga sangat besar dalam menyetabilkan harga harga komoditi tersebut.
Tidak hanya bergantung dari peran pemerintah semestinya para pedagang harus
melakukan anti sipasi mengenai hal ini seperti mencari cari informasi tentang
harga barang apa saja yang akan naik. Dan mereka diharapkan mampu untuk bersiap
siap dalam menambah stok barang barang yang akan naik tersebut. Dan saya tekan
kan INFORMASI lah yang terpenting karena pada dasarnya orang yang paham
informasi inilah orang yang akan menang.
IV.2 Kesimpulan
Jadi
kesimpulanya sebagian besar pedagang di wilayah pasar caruban memiliki kualitas
kehidupan sosial yang bisa dikatakan lumayan. Itu dapat di buktikan, sebagian
besar mereka sudah memiliki rumah sendiri, mampu untuk menyekolahkan anaknya
sampai sma dan smk serta tak jarang mereka mampu untuk membiayai anaknya sampai
perguruan tinggi dan bahkan ada juga yang sudah memiliki mobil sendiri. Meski
tak jarang menghadapi sebuah masalah namun hal ini masih bisa di atasi oleh
mereka, tetapi pemerintah tetap harus memberi kontribusi bagi mereka agar kinerja mereka menjadi maksimal.